Liburan Tahun Baru
Hari libur atau liburan adalah suatu masa di mana orang-orang meluangkan waktu
yang bebas dari pekerjaan atau dunia persekolahan. Umumnya liburan terjadi pada
pertengahan tahun
atau akhir tahun,
juga pada hari raya. Dalam kondisi khusus seperti bencana
alam, hari libur dapat ditetapkan oleh pemerintah. Di Indonesia hari libur
kebanyakan berdasarkan hari perayaan dari suatu agama tertentu. Selain itu ada
pula hari libur nasional seperti tanggal 17 Agustus, & Pemilu/Pemilukada dengan
Kepala Daerah, Kepala Negara, & Anggota Legislatif yang untuk seluruh
Daerah & Negara sekitarnya. Salah satu libur nasional adalah liburan tahun
baru.
Dari sini liburan tahun baru yang saya bahas adalah tahun
baru masehi. Di Indonesia, liburan tahun baru bersamaan dengan liburan antara semester
1 dan semester 2. Liburan tahun baru juga berdekatan dengan hari natal. Tahun
baru sering dirayakan dengan bergadang sampai setidaknya tengah malam, pesta,
dan menonton kembang api.
Perayaan pergantian tahun sering
ditemui di berbagai belahan dunia. Tidak hanya di zaman modern, namun perayaan
tahun baru juga sudah dilakukan sejak masa lampau. Perayaan tahun baru di masa
lalu tidak sama dengan perayaan tahun baru yang ada di zaman sekarang.
Terkadang perayaannya sendiri beragam sesuai dengan adat istiadat dan
kepercayaan masing-masing masyarakat. Wepet Renpet
Penandaan masuknya tahun baru di Mesir berabad-abad lalu adalah dengan terlihatnya bintang Sirius (bintang paling terang). Menurut penulis Romawi Censorinus, fenomena munculnya bintang Sirius setelah tak tampak selama 70 hari ini selalu terjadi tiap bulan Juli, bersamaan dengan naiknya permukaan sungai Nil tiap tahunnya. Perayaan kedua peristiwa itu kemudian disebut Wepet Renpet atau “permulaan tahun baru”.
Rakyat Mesir kuno percaya bahwa tahun baru adalah bentuk kelahiran kembali, sehingga merayakannya dengan jamuan makan dan tradisi keagamaan khusus.
Sesaji untuk Janus
Bagi rakyat Romawi, bulan Januari memiliki makna spesial. Nama bulan itu sendiri berasal dari salah satu anak dewa berwajah dua, Janus, yakni Dewa Perubahan dan Permulaan. Janus dilihat sebagai simbol kilas balik untuk melihat yang telah lalu dan berfokus pada tujuan di masa depan.
Dengan begitu, setiap tahun baru rakyat Romawi akan memberikan semacam sesaji untuk Janus, berharap sang dewa akan memberikan keberuntungan di masa depan. Selain itu, orang Romawi akan saling bertukar kado (berupa madu dan buah kurma) dan saling mendoakan kerabat ketika bertemu, tradisi yang hingga kini masih sering dilakukan. Menurut puisi yang ditulis Ovet, orang Romawi kuno tetap melakukan rutinitasnya di hari pertama Tahun Baru.
Festival Akitu
Rakyat Babilonia dari Mesopotamia kuno akan merayakan tahun mereka dalam festival yang dinamakan Akitu. Festival ini dirayakan setiap akhir bulan Maret, di mana menurut kepercayaan mereka, bulan baru yang muncul di minggu terakhir Maret itu menandakan terjadinya "kelahiran alam baru."
Dalam festival Akitu, patung dewa-dewi akan diarak di jalanan, dan upacara dilakukan untuk melambangkan kemenangan rakyat. Orang Babilonia percaya, saat tahun baru adalah saat di mana dunia telah dibersihkan dan diciptakan kembali oleh para dewa.
Pada saat ini pun masih banyak tradisi unik merayakan tahun baru di berbagai belahan dunia, misalnya:
1.Denmark, Denmark memiliki cara unik untuk merayakan tahun
baru sebab mereka memiliki tradisi broken plates
atau piring pecah yang dilakukan tiap malam tahun baru. Dalam waktu setahun
para warga akan mengumpulkan piring-piring tak terpakai untuk kemudian
dilemparkan ke pintu rumah temannya di tanggal 31 Desember. Tak ada perasaan
tersinggung ataupun mengeluh saat rumahnya dilempari dengan piring-piring bekas
tersebut. Mereka yang rumahnya paling banyak terkena lemparan justru diyakini
sebagai orang yang ramah dan banyak teman.
2. Di Meksiko, tradisi menggunakan pakaian dalam
berwarna-warni di malam tahun baru dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan.
Tiap warna memiliki arti yang berbeda-beda. Merah melambangkan cinta, kuning
melambangkan kekayaan, dan putih melambangkan kedamaian.
3. Jepang, banyak sekali tradisi tahun baru yang dilakukan
penduduk Jepang. Tradisi ini dimulai dengan bersih-bersih rumah untuk
menyucikan tempat tinggal mereka. Setelah itu, mereka akan menghabiskan
waktu bersama keluarga untuk menikmati sajian-sajian khusus tahun baru yang
disiapkan seperti mi soba. Memakan mi soba di malam tahun baru dipercaya dapat
membuat seseorang panjang umur. Tradisi lainnya adalah penyucian lonceng yang
dilakukan dengan membunyikannya sebanyak 108 kali. Tradisi ini dipercaya dapat
membuang segala hal-hal negatif yang ada di diri manusia.